Rabu, 06 Agustus 2014

Alat Yang Dibutuhkan

Prinsip kerja dalam sistem hidroponik adalah pemberian larutan nutrisi yang mengandung 16 unsur hara esensial tersebut dalam dosis,konsentrasi, komposisi, pH, dan volume yang tepat kepada tanaman yang dibudidayakan.Melakukan pemeliharaan dengan baik dan benar dan pengendalian hama danpenyakit.

Untuk mendapatkan konsisi larutan nutrisi yang optimum maka diperlukan beberapa peralatan seperti :
1.  pH meter
       pH (KEMASAMAN)pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an. Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu Tanaman, ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Kisaran Umum pHpH 1-6 (masam)pH 7 (netral)pH 8 - 14 (basa)   Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral. (Tabel 1) Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH. Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.

Contoh pH meter 
      Sebelum digunakan sebaiknya pH meter dikalibrasi agar tingkat keakuratan tinggi. Caranya Sebagai berikut :
Awalnya mengira 1 bungkus pH Buffer Powder (utk kalibrasi pH Meter) itu hanya digunakan sekali pakai, ternyata bisa digunakan ber-ulang2..
Tipsnya sebagai berikut :
Powder terdiri dari : (A) pH6.86@25*C dan (B) pH4.00@25*C
Persiapan:(1) Siapkan wadah yang bisa penampung air > 250 ml air.(2) Siapkan juga wadah yg lebih kecil yg diameternya sedikit lebih lebar dari lebar pH meter.
Caranya:Langkah I1. Masukkan 250 ml Aquabidest ke wadah penampung (1) dan masukkan powder/ serbuk (A), larutkan..2. Masukkan ujung pH Meter ke penampung (2) yg masih kosong.3. Masukkan aquadest yg sudah dilaruti poder (A) dari penampung (1) ke penampung (2) sedikit demi sedikit sampai batas leher pH meter. Selanjutnya ikuti petunjuk cara kalibrasi sesuai tabel yang ada di bungkus masing2 powder..
Langkah II.Lakukan seperti langkah I terhadap powder (B)
* Masing2 sisa larutan dari penampung (1) masukkan kedalam plastik, tutup rapat dan simpan didlm kulkas untuk digunakan lagi saat kalibrasi selanjutnya

       Perawatannya pun harus dilakukan selain mengganti baterai banyak yang tidak mengetahui bahwa didalam pH meter terdapat jembatan garam yang harus diganti setiap 3bulan sekali (jika sering dipakai) dan penyimpanan elektroda harus diperhatikan.Berikut tipsnya :
1. Cara Penyimpanan Elektroda
     Jika tidak digunakan, ujung elektroda harus selalu tetap basah untuk mencegah membran pengukur pH menjadi kering dan menjadi tidak berfungsi. Elektroda glass tanpa gabungan dengan elektroda referensi biasanya tersimpan dalam larutan asam dengan pH sekitar 3,0. Dalam keadaan darurat, pengasaman air kran dapat digunakan, tetapi air suling atau deionized jangan digunakan untuk waktu yang lama karena air yang tidak mengandung ion akan 'menghisap' keluar ion dari membran elektroda. Elektroda kombinasi (glass membrane + reference electrode) lebih baik disimpan dengan merendam dalam larutan elektrolit (KCl 3M) untuk mencegah laruta elektrilit terdifusi keluar.
2.  Cara pembuatan jemabatan garam
     Jembatan garam berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi dari pada konsentrasi elektrolit di kedua bagian elektroda, maka ion  negative dari jembatan garam masuk ke salah satu setengah sel yang kelebihan muatan positif dan ion  positif dari jembatan garam berdifusi kebagian lain yang kelebihan muatan negatif. 
    Dengan adanya jembatan garam terjadi aliran electron yang kontinu melalui kawat pada rangkaian luar dan aliran ion-ion melalui larutan sebagai akibat dari reaksi redoks yang spontan yang terjadi pada kedua elektroda.
  Jembatan garam berupa KCl 3M.

2. TDS Meter
       TDS (Total Dissolved Solid) atau jumlah total larutan padat yang terkandung dalam air . Setiap air selalu mengandung partikel yang terlarut yang tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam misal : Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll), maupun partikel non padatan seperti mikro organisma.

      Salah satu cara untuk mengukur TDS adalah menggunakan alat yang disebut sebagai TDS meter. Alat ini bisa mengukur berapa jumlah padatan yang terlarut didalamnya dalam satuan ppm (mg/L) yang ditunjukkan berupa angka digital di displaynya. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur.

      Dengan demikian, alat ukur TDS meter dapat mengukur jumlah padatan terlarut dalam larutan pupuk atau nutrisi Hidroponik dan menginterpretasikan pengukuran itu sebagai ppm... Umumnya cara ini adalah yang paling murah yang tersedia untuk petani rumah atau petani secara komersil untuk mengukur kualitas air sebelum nutrisi ditambahkan atau setelah penambahan larutan nutrisi untuk mengidentifikasi kepekatan larutan pupuk /nutrisi yang akan digunakan.

      Pengukuran sangat penting untuk mengetahui agar larutan nutrisi tidak melebihi toleransi yang dibutuhkan tanaman juga tidak terlalu sedikit garam terlarut... Toleransi yang sangat rendah antara 300 – 400 ppm biasa digunakan untuk beberapa tanaman seperti anggrek, namun untuk kebutuhan tanaman tertentu bisa menjadi sedang atau cukup tinggi.. pada sayuran daun toleransi jumlah kepekatan atau ppm dikisaran antara 900 s/d 1.200 ppm. Sedang untuk tanaman tertentu misal cabe , tomat dibutuhkan larutan lebih pekat lagi... bisa antara 1500 ppm s/d 2000 ppm bahkan bisa lebih lagi.
Contoh TDS Meter
3.  EC Meter
        EC-meter digunakan untuk mengukur konsentrasi hara yaitu mengukur kelancaran pengantaran listrik antara katoda positif dan anoda negatif. Satuan ukuran EC adalah mS/cm (milli siemen) atau mmho/cm (milli hos) atau lebih umum digunakan mS. Terkadang nilai EC dirubah menjadi cF (Conductivity Faktor). Misal EC 2,3 mS berubah menjadi cF 23. EC meter digunakan sebagai berikut, pada persemaian digunakan EC 1,0-1,2. Sayuran daun menggunakan EC 2,4 – 3,2. Sayuran buah pada fase vegetatif menggunakan EC 2,0-2,5. Larutan hara dengan EC 3,0-3,5 digunakan menjelang peralihan fase vegetatif ke generatif dan selama masa produktif hingga tanaman dibongkar 4-6 bulan kemudian. Setiap tanaman membutuhkan kisaran EC yang berbeda-beda sesuai fase pertumbuhan. Selain itu, penggunaan EC pada tanaman dipengaruhi agroklimat lokasi budidaya seperti intensitas cahaya matahari, angin, kelembaban.EC larutan hara yang tinggi menyebabkan umur panen lebih singkat, shelf-life di supermarket kian panjang, meningkatkan kadar gula buah dan kesegaran lebih terasa. EC besar juga berpengaruh pada ketahanan terhadap serangan penyakit. Tetapi, EC yang terlalu tinggi melebihi ambang batas akan merusak tanaman. Secara umum nilai EC 4,6 adalah ambang batas EC larutan.
Contoh EC Meter

1 komentar: